Angkringan & Kopi Joss di Angkringan Lik Man (Tugu), Yogyakarta — Nongkrong Malam yang Bikin Kangen

0
14
angkringan lik man
Angkringan

Day 3 – Malam dari The Phoenix Hotel. Saya jalan kaki pelan ke arah Tugu, udara Yogyakarta terasa hangat dan ramai. Masih pengin cemal-cemil sambil nongkrong, saya belok ke deretan gerobak dekat rel, mencari tempat duduk sederhana dengan lampu kekuningan dan sampai Angkringan Lik Man Begitu duduk, arang menyala masuk ke gelas—kopi joss mengeluarkan bunyi “cesss” yang khas—dan nasi kucing pun mendarat di piring kecil. Ini momen santai yang saya harap-harap sejak sore.


Kenapa Saya Datang ke Angkringan Lik Man

Buat saya, malam di Jogja selalu identik dengan angkringan: nasi kucing, sate-satean, dan tentu saja kopi joss arang. Di sekitar Tugu, Angkringan Lik Man sudah lama jadi rujukan. Lokasinya strategis, dekat banyak penginapan, dan atmosfernya akrab—kursi panjang, obrolan pelan, pedagang yang sigap. Ekspektasi saya sederhana: camilan hangat, minuman khas, harga bersahabat, dan vibes malam yang santai. Lik Man memenuhi empat-empatnya.

Baca Juga : Rekomendasi Cafe Borobudur


Pengalaman Makan di Angkringan Lik Man

angkringan lik man
Kopi Joss

Saya mulai dengan secangkir kopi joss. Secara alur, pesannya cepat: pilih minum, pelayan menyiapkan kopi, lalu sepotong arang panas dicelupkan—di sinilah sensasi “joss”-nya. Aroma arang membawa nuansa smokey ringan; rasanya pahit-manis dengan aftertaste lebih lembut dibanding kopi tubruk biasa. Hangatnya pas untuk dinikmati saat malam, apalagi sambil nunggu lalu lalang kereta di kejauhan.

Untuk camilan, saya ambil nasi kucing isi sambal teri, sate usus, dan sate telur puyuh. Porsi nasi kucing kecil, tapi nasi masih hangat, sambalnya pedas-gurih, cocok dimakan selang-seling dengan sate. Sate usus punya tekstur kenyal dengan bumbu manis-gurih yang meresap; telur puyuh lembut dan gampang ludes. Kalau lagi lapar besar, tinggal tambah gorengan—tempe, tahu, atau bakwan—yang baru turun dari minyak, sehingga bagian pinggirnya masih renyah saat digigit.

Untuk Lokasi : Google Maps

Alur pesan–tunggu–saji di sini sederhana:

  1. Ambil camilan sendiri (nasi kucing/sate/gorengan) dari rak/piring.
  2. Pesan minum ke pelayan.
  3. Nikmati dulu camilan; minum datang menyusul.

Di jam ramai, waktu menunggu bisa 5–15 menit untuk minum, apalagi jika banyak yang pesan kopi joss. Itu wajar, karena proses arang memang butuh fokus agar aman dan pas panasnya.

Selama makan, pelayanan terasa cekatan dan ramah. Mereka terbiasa dengan arus tamu campuran—wisatawan, mahasiswa, sampai keluarga yang sekadar ingin mengenalkan anak pada suasana angkringan khas Jogja. Durasi saya di lokasi sekitar 45–60 menit—cukup untuk dua gelas minum dan beberapa piring camilan tanpa terasa dikejar waktu.


Informasi yang Perlu Kamu Tahu

  • Jam ramai: sekitar 20.00–23.00. Di rentang ini, kursi sering penuh dan lalu lintas pejalan kaki padat.
  • Parkir motor/mobil: tepi jalan. Datang lebih awal atau pilih kendaraan roda dua agar lebih fleksibel.
  • Sudah berdiri sejak: ±1969 (bagian dari sejarah kuliner malam Jogja yang panjang).

Kalau kamu ingin suasana lebih lengang, datang menjelang maghrib atau lewat 23.00—cenderung lebih santai untuk ngobrol lama.


FAQ – Ngobrol Singkat dengan Karyawan Angkringan Lik Man

Menu wajib coba selain kopi joss

“Coba juga teh joss kalau mau versi lebih ringan, dan jangan lupa sate usus sama telur puyuh—itu cepat habis.”

Jam paling ‘hidup’ suasana

“Biasanya selepas jam delapan malam sampai sekitar sebelas. Musik jalanan kadang lewat, obrolan makin seru.”

Pembayaran non-tunai ada?

“Utamanya tunai. Kadang ada pedagang yang sediakan QRIS, tapi siapkan uang cash ya biar aman.”

Tips duduk biar dapat tempat

“Datang lebih awal atau cari spot yang agak ke pinggir. Kalau rombongan, mending pecah jadi dua meja kecil.”

Di area Tugu, ada beberapa angkringan dengan konsep mirip. Lik Man menonjol di kopi joss arang dan reputasi lama yang sudah melekat. Pilihan camilan relatif serupa—nasi kucing, sate, gorengan—namun ritual kopi joss di sini terasa lebih “ikonik” bagi banyak orang. Soal harga, masih bersahabat dan tak jauh berbeda dengan gerobak lain. Jika kamu mengejar cerita klasik soal kopi joss, Lik Man sering jadi jawaban. Sementara, angkringan lain bisa jadi pilihan kalau kamu mencari tempat duduk lebih longgar di jam padat.

Baca Juga : Soto Kadipiro Wates: Semangkuk Hangat yang Ringan untuk Siang di Yogyakarta


Tips Kunjungan ke Angkringan Lik Man

  1. Datang sebelum jam ramai (sekitar 19.00) kalau ingin duduk santai dan foto-foto tanpa terburu-buru.
  2. Bawa uang tunai secukupnya; walaupun ada yang mulai pakai QRIS, tunai tetap paling aman.
  3. Mulai dari porsi kecil. Cicip beberapa nasi kucing dan sate dulu; kalau cocok, tambah lagi.
  4. Pilih minum hangat di malam hari—kopi joss untuk pengalaman khas, atau teh joss bila ingin lebih ringan.
  5. Kalau bawa anak, duduk di sisi yang lebih tenang dan jauh dari arang/pengolahan minuman.
  6. Jangan terburu-buru. Nikmati obrolan, dengarkan musik jalanan bila ada, dan biarkan suasana malam bekerja.

Sedikit Catatan Rasa & Tekstur

  • Kopi joss: pahit-manis, ada nuansa smokey ringan, aftertaste lebih halus daripada kopi tubruk biasa.
  • Nasi kucing: porsi kecil, nasi hangat, sambal bersahabat dengan lidah yang suka pedas-gurih.
  • Sate usus: kenyal dengan bumbu manis-gurih; enak dimakan selang-seling dengan nasi.
  • Sate telur puyuh: lembut, bumbu manis ringan.
  • Gorengan: paling nikmat saat baru turun dari wajan; renyah di pinggir, lembut di dalam.

Buat yang Pertama Kali Datang

  • Tata cara sederhana: ambil camilan sendiri, pesan minum ke pelayan.
  • Hitung porsi di akhir. Biasanya petugas akan menanyakan apa saja yang kamu ambil.
  • Jangan ragu tanya. Mau tanya rasa, kepedasan sambal, atau rekomendasi sate—mereka terbiasa melayani pengunjung baru.

Rekomendasi Pesanan

  • Paket 1 (Ringan): Kopi joss + 1 nasi kucing teri + sate usus.
  • Paket 2 (Sedikit Serius): Kopi joss + 2 nasi kucing (teri & ayam) + sate telur puyuh + 1 gorengan.
  • Paket 3 (Non-Kopi): Teh joss + 2 nasi kucing + sate kulit + tempe goreng.

Budget & Lama Nongkrong di Angkringan Lik man

  • Budget: tetap ramah kantong; kamu bisa menyesuaikan porsi dengan mudah.
  • Lama nongkrong: 45–60 menit terasa pas untuk menghabiskan 1–2 gelas minum dan beberapa camilan.

Etika Kecil yang Bikin Nyaman Bareng-Bareng

  • Jaga giliran kursi saat jam padat; banyak yang ingin merasakan suasana yang sama.
  • Rapikan piring dan tusuk sate di satu tempat; memudahkan petugas menghitung dan membersihkan.
  • Hargai pedagang keliling atau musisi jalanan yang mampir—cukup senyum atau dukung sebisanya.

Jadi “Wajib” Nggak Nih?

Wajib. Tiga alasan utamanya: vibes, murah, khas. Angkringan Lik Man (Tugu) bukan sekadar tempat makan, tapi pengalaman malam di Jogja yang ringkas, apa adanya, namun penuh karakter. Kopi joss dengan “cesss” arangnya, nasi kucing hangat, dan obrolan ringan di bawah lampu temaram—semuanya merangkum inti dari nongkrong santai yang selalu bikin kangen. Kalau kamu menginap di sekitar Tugu atau lewat malam hari, sisihkan satu jam untuk duduk di sini. Rasakan sendiri kenapa tradisi sederhana ini bertahan sejak ±1969.


Ringkas Info Penting

  • Enak dimakan saat: Malam
  • Jam ramai: 20.00–23.00
  • Parkir: Tepi jalan
  • Kelebihan: Kopi joss arang, nasi kucing
  • Kompetitor sejenis: Angkringan Tugu (lainnya)
  • Sejak: ±1969
  • Waktu tunggu: 5–15 menit
  • Durasi di lokasi: 45–60 menit