Magelang, sebuah kota yang berada di jantung provinsi Jawa Tengah, menyimpan berbagai pesona alam dan nilai sejarah yang mendalam. Dengan pemandangan pegunungan yang memukau serta situs-situs bersejarah yang berlimpah, Magelang menjadi salah satu destinasi wisata utama di kawasan ini. Salah satu objek wisata yang tidak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Magelang adalah Bukit Rhema, atau yang lebih populer disebut “Gereja Ayam.”
Baca Juga : 5 Alasan Bukit Rhema Harus Masuk Wishlist Liburan di Magelang
Sejarah Bukit Rhema
Bukit Rhema terletak di Desa Kembanglimus, dekat dengan kawasan Candi Borobudur. Meskipun sering kali disebut sebagai “Gereja Ayam,” sebenarnya bangunan ini bukanlah sebuah gereja seperti yang sering dipahami. Pendiri Bukit ini, Daniel Alamsjah, membangun tempat ini sebagai rumah doa yang terbuka bagi seluruh umat dari berbagai latar belakang agama. Dengan arsitektur yang unik menyerupai burung merpati yang mengenakan mahkota, Bukit Rhema berdiri megah di atas bukit, menyuguhkan pemandangan alam yang menakjubkan.
Bangunan ini memiliki tujuh lantai, dan setiap lantainya menyimpan makna filosofis tersendiri. Melalui perjalanan menuju puncak bangunan, pengunjung diajak untuk memahami nilai-nilai spiritual, kebajikan, serta beragam keajaiban dan keragaman budaya yang ada di Indonesia. Ruangan-ruangan di lantai basement, yang berukuran sekitar 2 x 2 meter dan 2 x 6 meter, dirancang untuk digunakan sebagai tempat salat pribadi. Pengunjung dari berbagai agama dapat berdoa sesuai keyakinan mereka masing-masing di tempat ini. Bukit ini juga dilengkapi dengan berbagai ruang ibadah khusus, termasuk musala untuk umat Muslim, serta ruangan lain untuk umat Kristen, Hindu, dan Buddha, menjadikannya simbol nyata dari perdamaian dan persatuan.
Pengalaman spiritual di Bukit ini tidak berhenti di sana. Di lantai paling atas, yang dikenal sebagai lantai mahkota, terdapat berbagai mural dan lukisan yang memuat pesan-pesan edukatif. Salah satu mural menyampaikan pesan untuk menjauhi narkoba, sedangkan lukisan-lukisan lainnya menampilkan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia, memperlihatkan keindahan keragaman budaya nusantara. Keberadaan mural dan lukisan ini membuat Bukit ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat edukasi bagi para pengunjung.
Bukit Rhema juga memiliki peran sosial sebagai panti rehabilitasi. Di tempat ini, para pengguna yang ingin sembuh dari kecanduan narkoba dapat mencari kedamaian dan pemulihan. Peran ini semakin memperkaya makna dan fungsi Bukit Rhema, yang didirikan pada tahun 1992 sebagai simbol perdamaian dan persatuan.
Yang Unik di Bukit Rhema
Pengunjung yang datang ke Bukit Rhema juga akan menemukan kafe yang nyaman di bagian ekor bangunan. Kafe ini menyajikan berbagai menu, mulai dari kopi lokal hingga camilan tradisional seperti singkong goreng. Dengan pemandangan alam yang indah dari ketinggian, kafe ini menjadi tempat yang ideal untuk bersantai sejenak setelah menjelajahi bangunan.
Keunikan Bukit Rhema semakin dikenal luas setelah menjadi lokasi syuting film Ada Apa dengan Cinta 2 (AADC 2), yang semakin menarik perhatian wisatawan dari berbagai daerah. Berkat kehadiran film ini, Bukit Rhema kini dikenal sebagai salah satu ikon wisata Magelang. Terutama bagi para penggemar film yang ingin merasakan langsung suasana lokasi syuting.
Dengan harga tiket masuk yang relatif terjangkau, yaitu Rp25.000 per orang, pengunjung dapat menikmati keindahan dan ketenangan yang ditawarkan Bukit ini. Waktu terbaik untuk mengunjungi tempat ini adalah pada pagi hari, terutama bagi mereka yang ingin menyaksikan keajaiban matahari terbit. Dari lantai mahkota, pengunjung dapat menikmati pemandangan 360 derajat yang luar biasa. Saat matahari mulai terbit, suasana di Bukit Rhema begitu magis. Pemandangan dengan kabut tipis yang menyelimuti kawasan, siluet pegunungan yang muncul perlahan, dan pemandangan Candi Borobudur yang terlihat dari kejauhan.
Untuk mencapai puncak bangunan, pengunjung perlu menaiki tangga. Perjalanan ini mungkin sedikit melelahkan, tetapi sepadan dengan pengalaman yang akan didapatkan begitu mencapai puncak. Dari atas, pengunjung disuguhi panorama alam yang memukau. Sejauh mata memandang, terlihat hamparan hutan hijau, pegunungan, serta Candi Borobudur yang tampak megah di kejauhan. Pemandangan ini menawarkan momen yang sempurna untuk berfoto dan mengabadikan kenangan.
Kesimpulan
Bukit Rhema bukan sekadar destinasi wisata religi, tetapi juga sebuah tempat yang mengajarkan toleransi, perdamaian, dan persatuan. Arsitektur uniknya, sejarah pendiriannya yang bermakna, serta pesona alamnya yang menawan menjadikan Bukit Rhema sebagai destinasi yang cocok untuk dikunjungi bersama keluarga, teman, atau bahkan sendirian untuk merenung dan mencari ketenangan. Bagi Anda yang berada di sekitar Magelang, Bukit ini adalah tempat yang layak untuk dijelajahi dan dinikmati.
Dengan segala nilai yang dimilikinya, Bukit Rhema mengajarkan pentingnya kebersamaan dalam keberagaman, sambil tetap menyuguhkan pemandangan alam yang tak tertandingi.