Ayam Bakar Kedai Bukit Rhema: Makan Siang Santai Usai Tur Gereja Ayam

0
1
ayam bakar kedai bukit rhema
Ayam Bakar Kedai Bukit Rhema

Day 10 – Borobudur, perut mulai lapar setelah tur ke Gereja Ayam yang lumayan menguras tenaga tapi seru dan menambah wawasan. Anak saya sudah mulai gelisah, bukan cuma lapar tapi jelas butuh area bermain supaya mood-nya balik bagus lagi. Di titik itulah saya merasa butuh tempat makan yang bisa mengakomodasi dua hal sekaligus: porsi yang bisa sharing dan playground yang bikin anak bebas eksplor. Dari rekomendasi beberapa orang, kami akhirnya mengarah ke Kedai Bukit Rhema, dan jadilah makan siang keluarga kami diisi dengan seporsi ayam bakar kedai bukit rhema hangat dengan view alam terbuka.

Begitu turun dari area parkir yang cukup luas, saya langsung merasa ini tipe tempat makan yang memang dipikirkan untuk keluarga. Anak langsung tertarik ke area playground, sementara saya dan pasangan pelan-pelan melihat menu dan mengatur strategi pesanan biar bisa sharing satu meja. Makan siang simpel, tapi terasa lebih tenang karena anak punya “dunia sendiri” di playground, sementara kami bisa menikmati ayam bakar tanpa harus menenangkan drama lapar plus bosan.


Kenapa Saya Memilih Makan Siang di Kedai Bukit Rhema

Jujur, ekspektasi saya waktu itu sederhana: makan siang yang mengenyangkan, dan tempat yang ramah anak. Setelah tur pagi ke Gereja Ayam, badan sudah mulai lelah dan saya tidak ingin berjudi dengan tempat makan yang terlalu sempit atau sulit parkir.

Beberapa hal yang bikin saya akhirnya pilih Kedai Bukit Rhema untuk mencoba ayam bakarnya:

  • Lokasi masih di area Borobudur, jadi tidak perlu perjalanan jauh lagi setelah tur.
  • Playground dan view alam jadi dua kata kunci yang langsung bikin saya klik: anak bisa bermain, orang tua bisa makan sambil menikmati pemandangan.
  • Dari obrolan dengan beberapa orang lokal, kedai ini memang sering disebut sebagai salah satu opsi resto keluarga area Borobudur yang nyaman untuk rombongan.

Buat kamu yang lagi menyusun itinerary Borobudur, kombinasi tur Gereja Ayam → makan siang ayam bakar di Kedai Bukit Rhema ini cukup masuk akal, terutama kalau kamu bawa anak kecil atau datang dalam grup keluarga besar.

Baca Juga : Rekomendasi Cafe Borobudur


Pengalaman Menyantap Ayam Bakar Kedai Bukit Rhema Bareng Keluarga

ayam bakar kedai bukit rhema
Ayam Bakar Kedai Bukit Rhema

Di sini, ayam bakar kedai bukit rhema disajikan dalam porsi yang menurut saya cukup ideal untuk sharing. Potongan ayamnya tidak pelit, tampak dagingnya tebal dan bagian kulitnya punya caramelized mark dari bumbu yang dipanggang pelan. Saat saya potong, dagingnya terlihat masih juicy, bukan tipe yang kering atau berserat berlebihan.

Rasa dominan yang saya dapat:

  • Gurih manis khas Jawa, dengan sentuhan asin yang seimbang.
  • Bumbunya terasa meresap sampai ke bagian dalam daging, bukan cuma “ramai” di permukaan.
  • Saat dimakan bersama nasi hangat dan lalapan, ada kombinasi segar dari sayuran yang membantu menyeimbangkan rasa manis-gurih ayam bakar.

Untuk level kepedasan, kamu bisa sesuaikan sendiri lewat sambal. Biasanya akan ada opsi sambal dengan karakter pedas yang lebih menonjol, sementara anak atau yang tidak kuat pedas bisa menikmati ayamnya saja.

Ayam bakar kedai bukity rhema seperti ini menurut saya paling pas dinikmati antara siang hingga sore, ketika udara mulai hangat tapi belum terlalu dingin. Dan memang, jam ramai di sini biasanya sekitar pukul 12.00–15.00, jadi kalau kamu datang di rentang waktu itu, suasananya terasa hidup: banyak keluarga, suara anak bermain, dan aktivitas makan siang yang ramai tapi masih terasa santai.

Porsi Sharing dan Menu untuk Anak

Karena situasi kami waktu itu butuh porsi sharing, saya memperhatikan bagaimana susunan piring di meja ketika pesanan datang. Satu porsi ayam bakar bisa cukup fleksibel untuk dibagi, apalagi kalau kamu pesan beberapa lauk dan nasi tambahan.

Hal yang saya suka:

  • Porsi ayam cukup masuk akal untuk dibagi berdua, atau jadi “center piece” di tengah meja untuk beberapa orang dengan tambahan lauk lain.
  • Ada menu yang lebih ramah untuk anak, misalnya ayam tanpa sambal yang bisa dinikmati dengan nasi hangat saja. Ini membantu sekali untuk keluarga yang punya anak dengan selera makan simpel.
  • Lalapan dan tambahan-tambahan seperti sambal bisa kamu atur sendiri, jadi anak tetap nyaman makan tanpa harus dipaksa menikmati rasa yang terlalu kuat.

Dari sisi alur, waktu tunggu pesanan sekitar 10–20 menit saat kondisi relatif ramai. Bagi saya, ini masih sangat wajar untuk resto keluarga, apalagi diselingi anak yang bisa bermain sebentar di playground.

Lihat Lokasi : Google Maps


Suasana, Playground, dan View Alam yang Bikin Betah

playground-anak-borobudur
Playground Kedai Bukit Rhema

Salah satu alasan saya betah cukup lama di sini adalah kombinasi suasana alam dan fasilitas untuk anak. Dari meja makan, kamu masih bisa melihat hijaunya area sekitar dan merasakan udara yang lebih segar dibanding pusat kota.

Beberapa poin yang saya rasakan langsung:

  • Playground jadi pusat perhatian anak-anak. Ada area bermain yang cukup untuk bikin mereka sibuk dan senang, tanpa harus terus-menerus berada di meja.
  • Orang tua bisa makan dengan tempo yang lebih tenang karena anak punya aktivitas jelas, bukan hanya duduk menatap layar gawai.
  • View alam di sekitar kedai memberi nuansa “liburan beneran”, bukan hanya berhenti makan lalu buru-buru pergi.

Total, kami menghabiskan waktu sekitar 60–90 menit di sini. Waktu itu terasa pas: cukup untuk pesan, menunggu, menikmati makanan, mengawasi anak yang bermain, dan sedikit duduk santai sebelum kembali ke penginapan.


Informasi Praktis Untuk Datang ke Kedai Bukit Rhema

Supaya kamu punya gambaran lebih jelas, ini beberapa catatan praktis dari pengalaman saya:

  • Jam Ramai
    Paling ramai biasanya di pukul 12.00–15.00, sejalan dengan jam makan siang dan waktu kunjungan wisata di area Borobudur dan Gereja Ayam.
  • Parkir Motor/Mobil
    Area parkirnya luas untuk pelanggan, dan ini penting kalau kamu datang dengan mobil keluarga atau rombongan. Tidak ada drama parkir sempit yang bikin mood liburan turun.
  • Durasi Kunjungan
    Rata-rata kalau kamu makan santai sambil mengizinkan anak bermain, siapkan waktu sekitar 1–1,5 jam. Buat saya, ini durasi ideal sebelum melanjutkan aktivitas lain.
  • Sejak Kapan Berdiri?
    Saat kunjungan ini, saya lebih fokus menggali pengalaman makan dan fasilitas keluarga, jadi saya belum menggali detail soal sejak kapan kedai ini berdiri. Kalau kamu tertarik dengan cerita awal berdirinya, bisa kamu tanyakan langsung saat berkunjung.

Ngobrol Singkat dengan Karyawan Kedai

Seperti biasa, saya menyempatkan ngobrol sebentar dengan karyawan, sekadar mencari insight tambahan yang mungkin berguna buat kamu yang ingin datang ke sini. Kurang lebih, ini rangkuman obrolan kami:

  • Menu Anak Favorit
    Menurut mereka, menu yang paling sering dipesan untuk anak biasanya ayam tanpa sambal dengan nasi hangat. Beberapa anak juga suka lauk yang rasanya lebih mild dan tidak terlalu pedas. Intinya, mereka paham kalau selera anak cenderung sederhana dan tidak memaksa anak ikut menikmati sambal super pedas.
  • Reservasi Grup
    Untuk rombonan keluarga atau grup, mereka menyarankan untuk melakukan reservasi dulu, terutama kalau kamu datang di akhir pekan atau musim liburan. Dengan begitu, meja bisa disiapkan, dan mereka bisa mengatur ritme dapur agar makanan datang lebih rapi dan tidak terlalu lama menunggu.
  • Spot Playground yang Paling Disukai
    Playground di sini cukup jadi magnet untuk anak-anak. Dari cerita staf, banyak orang tua yang memilih meja dengan posisi yang masih bisa mengawasi anak langsung ke area bermain. Jadi, saat datang, kamu bisa minta duduk di area yang menurutmu paling pas untuk memantau mereka.
  • Paket Sharing untuk Keluarga
    Karyawan juga menyebut bahwa ada beberapa susunan pesanan yang populer untuk keluarga, semacam “paket sharing” versi fleksibel: kombinasi ayam bakar, lauk tambahan, nasi dan minuman yang cukup untuk beberapa orang. Buat kamu yang datang rombongan kecil, cara pesan seperti ini cukup efisien dan hemat.

    Baca Juga : Gudeg Malam di Gudeg Pawon Janturan: Antre di Gang Sempit Demi Sepiring Legenda

Dibanding Resto Keluarga Lain di Area Borobudur

Di sekitar Borobudur, sudah cukup banyak resto keluarga yang menawarkan menu ayam, ikan, dan masakan rumahan. Tapi menurut saya, Kedai Bukit Rhema punya beberapa poin pembeda:

  • Konsep Wisata + Kuliner
    Karena masih berada di area yang sering dikaitkan dengan Gereja Ayam dan panorama Borobudur, pengalaman makan di sini terasa menyatu dengan suasana wisata. Jadi bukan sekadar “berhenti makan”, tapi melanjutkan alur perjalanan.
  • Fokus pada Keluarga dan Anak
    Tidak semua resto keluarga menyediakan playground yang benar-benar dimanfaatkan. Di sini, fasilitas bermain terasa hidup dan dipakai, bukan hanya pajangan.
  • Porsi dan Pola Makan Sharing
    Ayam bakar di sini secara porsi dan rasa cukup cocok untuk dijadikan menu utama yang dibagi bersama, lalu ditambah beberapa menu lain. Buat keluarga, ini sangat membantu mengontrol pengeluaran sekaligus menjaga momen makan tetap komunal.

Saya tidak akan menjatuhkan resto keluarga lain di area Borobudur, karena masing-masing punya karakter dan keunggulan. Tapi kalau parameternya view alam, playground, dan rasa ayam bakar kedai bukit rhema yang aman untuk banyak lidah, Kedai Bukit Rhema layak dipertimbangkan masuk dalam shortlist tempat makanmu.


Tips Makan Siang Nyaman Bareng Anak di Sini

Supaya pengalamanmu semulus mungkin, ini beberapa tips dari pengalaman pribadi saya:

  1. Datang Sedikit Sebelum Jam Ramai
    Kalau memungkinkan, coba tiba sebelum pukul 12.00. Suasana masih lebih lengang, anak bisa langsung eksplor playground, dan pesanan biasanya datang dengan tempo yang lebih cepat.
  2. Atur Pesanan untuk Sharing
    Karena ayam bakar cukup fleksibel untuk dibagi, kamu bisa pesan lebih sedikit dulu kemudian menambah jika memang masih kurang. Ini membantu menghindari makanan tersisa terlalu banyak.
  3. Pilih Meja Dekat Playground (Kalau Bawa Anak)
    Begitu datang, kamu bisa minta meja yang posisinya memungkinkan kamu tetap nyaman makan sambil mengawasi anak. Ini mengurangi frekuensi kamu harus bolak-balik berdiri.
  4. Perhatikan Level Pedas untuk Anak
    Sampaikan sejak awal ke karyawan kalau ada anak yang tidak bisa makan pedas. Biasanya mereka akan menyesuaikan, misalnya menyajikan ayam dengan bumbu lebih ringan untuk anak.
  5. Siapkan Waktu Longgar 60–90 Menit
    Jangan menjadwalkan agenda terlalu mepet setelah makan di sini. Beri ruang untuk anak bermain dan kamu sendiri menikmati suasana alam. Liburan terasa lebih santai ketika jadwal tidak terlalu ketat.

Jadi Wajib Nggak Nih Masuk List Keluarga?

Kalau kamu sedang menyusun itinerary Borobudur dan mencari tempat makan siang setelah tur ke Gereja Ayam, Ayam Bakar Kedai Bukit Rhema menurut saya wajib masuk radar, terutama kalau kamu:

  • Datang bareng keluarga,
  • Butuh area yang luas dan tidak bikin sesak,
  • Ingin suasana nyaman dengan playground dan view alam yang menenangkan.

Dari pengalaman pribadi, kombinasi antara ayam bakar yang rasanya aman untuk banyak lidah, playground yang dipakai beneran oleh anak-anak, serta parkir yang luas membuat makan siang kami terasa jauh lebih mudah dan menyenangkan. Bukan hanya soal perut kenyang, tapi juga momen di mana anak bisa puas bermain, sementara orang dewasa punya waktu untuk menarik napas dan menikmati liburan.

Kalau suatu saat kamu ke Borobudur dan punya agenda ke Gereja Ayam, coba jadwalkan makan siang di sini. Siapa tahu, pengalamanmu dengan ayam bakar dan suasana Kedai Bukit Rhema jadi salah satu momen yang paling kamu ingat dari perjalananmu di Magelang.