Day 2 — malam hari, saya melipir dari Hotel Tentrem setelah seharian keliling Yogyakarta. Lapar berat muncul begitu keluar parkiran; rasanya butuh mangkuk hangat yang serius mengisi perut. Saya menuju Bakmi Kadin di Kotabaru—nama yang sering direkomendasikan untuk Bakmi Jawa klasik. Di depan wajan arang yang berasap halus, saya berdiri, menunggu giliran sambil membayangkan kuah gurih dan telur bebeknya.
Kenapa Saya Datang ke Bakmi Kadin
Saya memilih Bakmi Kadin karena dua alasan utama: metode masak dengan arang dan opsi telur bebek. Keduanya bukan sekadar “gaya lama”—ini faktor yang memengaruhi aroma, rasa, dan tekstur. Arang menambah sentuhan “smoky” yang tidak agresif, sementara telur bebek memberi karakter gurih-lembut pada kuah dan isian. Kotabaru juga lokasinya strategis; mudah diakses dari area pusat kota dan hotel-hotel di sekitarnya. Untuk kamu yang berniat makan malam setelah aktivitas padat, ini tipe tempat yang sanggup menghadirkan kehangatan tanpa banyak basa-basi—datang, antre, nikmati, pulang dengan perut puas.
Baca Juga : Rekomendasi Cafe Borobudur
Pengalaman Makan Bakmi Kadin
Begitu sampai, antrean sudah rapi. Malam memang waktu emas untuk Bakmi Jawa—enak dimakan saat malam, dan di sini itu terasa jelas: orang-orang datang untuk makan pelan, ngobrol secukupnya, dan menutup hari dengan sesuatu yang hangat. Saya menunggu sekitar 20–25 menit (kisaran waktu menunggu pesanan di sini memang 15–30 menit, tergantung ramai-tidaknya). Aroma arang mengalun dari barisan wajan, dan itu jadi “pembuka” yang menyenangkan sebelum makanan tiba.

Saya pesan bakmi godhog telur bebek. Kuahnya tampil bening keemasan, dengan lapisan minyak tipis yang memantulkan cahaya lampu. Isian klasik hadir lengkap: mi kuning yang empuk, suwiran ayam, sedikit kol, tomat, seledri, dan tentu telur bebek yang menyerahkan rasa gurih lembut dan tekstur lebih “padat” dibanding telur ayam. Sedikit lada dan bawang goreng menambah aromatik, sementara asap arang—yang terbawa dari proses menumis awal—memberi sentuhan smoky halus di belakang.
Rasa & tekstur:
- Kuah: gurih “kalduan”, bukan tipe yang menonjok dengan bumbu berlebihan; aftertaste bersih, tidak bikin enek.
- Mi: matang dengan presisi; tidak lembek, tetap punya gigitan.
- Telur bebek: kuning telur terasa lebih “berisi” dan kaya; memberi tubuh pada kuah.
- Smoky-arang: bukan rasa gosong, melainkan aroma halus yang muncul setiap sesekali di suapan.
Jika kamu tipe yang suka profil rasa lebih tegas, tambahkan sambal dan sedikit kecap. Saya menambahkan sambal setengah sendok—cukup mengangkat kuah tanpa menenggelamkan karakter dasarnya. Porsi bakmi godhog di sini termasuk “pas kenyang”; untuk saya yang lapar berat setelah keliling kota, semangkuk ini terasa menenangkan.
Total durasi di lokasi saya 50 menit: antre, masak, santap, dan istirahat sebentar. Alurnya mengalir natural: datang—catat pesanan—menunggu di kursi panjang—pesanan diantar—habis makan langsung bayar di kasir.
Informasi Praktis yang Perlu Kamu Tahu
- Enak dimakan saat: Malam.
- Jam ramai: 19.00–22.00 adalah puncak kunjungan; antrean biasanya lebih panjang di rentang ini.
- Parkir motor/mobil: Tepi jalan. Datang sedikit lebih awal agar dapat posisi lebih nyaman.
- Sejarah singkat: Sudah berdiri sejak ±1947, menjadikannya salah satu rujukan Bakmi Jawa tua di Yogyakarta.
- Waktu menunggu pesanan: Rata-rata 15–30 menit, tergantung antrean dan jenis pesanan.
- Durasi kunjungan ideal: 40–60 menit cukup untuk antre, makan, dan rehat sejenak.
Ngobrol Singkat dengan Karyawan Bakmi Kadin
Saya sempat berbincang singkat untuk memastikan beberapa hal yang sering ditanyakan pengunjung. Berikut rangkumannya:
- Bedanya bakmi godhog vs bakmi goreng?
Godhog memakai kuah kaldu sehingga rasanya lebih lembut-gurih; goreng tanpa kuah, bumbunya lebih menempel di mi dengan sentuhan manis-gurih. - Pakai arang terus?
Proses masak utama mengandalkan wajan di atas arang untuk menjaga aroma khas. Malam itu saya memang melihat deretan wajan arang bekerja tanpa henti. - Telur bebek selalu tersedia?
Biasanya tersedia, tetapi saat jam puncak ada kemungkinan habis cepat. Kalau kamu wajib pakai telur bebek, sebaiknya datang lebih awal. - Kapan best time datang?
Umumnya sebelum 19.00 atau setelah 21.00 antrean lebih bersahabat, terutama bila kamu datang rombongan atau membawa anak.
- Bakmi Kadin (Kotabaru): kuat di pakem klasik—wajan arang dan telur bebek memberikan pengalaman cita rasa yang rapi dan bersih. Lokasi strategis, cocok untuk rute kuliner malam dari pusat kota.
- Bakmi Mbah Gito: banyak orang datang untuk nuansa tempat yang unik dan pengalaman ruang yang khas. Rasanya juga dicari, namun suasana menjadi magnet tambahan yang berbeda dari Kadin.
- Bakmi Pak Pele: populer untuk kuliner malam juga, dengan karakter bumbu yang digemari banyak orang. Lokasi yang ikonik sering menarik antrean wisatawan.
Semua punya penggemar masing-masing. Kalau kamu ingin profil smoky halus dari arang plus opsi telur bebek yang memperkaya kuah, Kadin terasa paling “tepat sasaran”.
Baca Juga : Warung Ndeso di Yogyakarta: Sarapan “Rumahan” di Warung Kopi Klotok (Pakem)
Tips Kunjungan ke Bakmi Kadin
- Datang di luar jam puncak: Upayakan tiba sebelum 19.00 atau setelah 21.00 untuk mengurangi antre.
- Langsung sebut preferensi: Ingin telur bebek, level pedas, atau tambahan bawang goreng—sampaikan dari awal biar masaknya tepat.
- Strategi pesan:
- Godhog untuk kuah hangat yang menenangkan.
- Goreng saat kamu ingin rasa menempel di mi dengan sedikit karamelisasi bumbu.
- Minta suwiran lebih jika suka tekstur ayam lebih terasa.
- Bawa anak? Pilih meja agak ke pinggir supaya tidak terlalu dekat dengan barisan wajan arang (lebih aman dan nyaman).
- Parkir tepi jalan: Bawa uang kecil untuk juru parkir setempat dan pilih sisi jalan yang tidak mengganggu alur kendaraan.
- Siapkan waktu: Rerata 15–30 menit untuk antre/masak—anggap sebagai bagian dari pengalaman melihat aksi wajan arang.
- Porsi & pendamping: Jika perut sangat lapar, tambahkan tahu/tempe bacem atau sate-satean (bila tersedia) agar lebih lengkap.
Sedikit Membaca Rasa
- Arang: tahap tumis di atas arang membuat bumbu dasar lebih “matang” dan aromatik. Api arang cenderung stabil, memberi kesempatan bumbu melepas wangi secara bertahap—hasilnya smoky yang tidak mendominasi.
- Telur bebek: punya kuning telur lebih kaya sehingga ketika diracik dalam kuah atau diorak-arik, dia menyumbang rasa gurih berlapis sekaligus sensasi “licin” yang menyenangkan di lidah. Kombinasi ini menjadikan semangkuk bakmi yang tidak hanya enak saat suapan pertama, tetapi juga punya aftertaste bersih—kamu berhenti makan bukan karena enek, tapi karena mangkuknya habis.
FAQ – Pertanyaan yang Sering Ditanya
Apakah wajib pesan telur bebek?
Tidak wajib, tapi saya rekomendasikan untuk pengalaman rasa yang lebih kaya.
Porsi kenyang nggak?
Untuk makan malam, satu porsi cukup mengenyangkan.
Bisa minta pedas?
Bisa. Minta sambal terpisah untuk kontrol rasa
Bawa rombongan?
Bisa, tapi datang lebih awal dan siap antre lebih lama di jam puncak.
Payment?
Siapkan uang tunai; jika tersedia opsi nontunai, anggap bonus—jangan bergantung.
- Tim Godhog: Kamu suka kuah yang meresap pelan, hangat, dan menenangkan. Cocok dimakan pelan-pelan sambil ngobrol.
- Tim Goreng: Kamu suka karakter bumbu yang lebih menonjol melekat di mi, dengan sensasi sedikit smoky yang terasa lebih jelas.
Kalau ragu, datang berdua dan pesan dua gaya masak—tukar suapan—biar kamu bisa memutuskan timmu sendiri.
Alur Santap yang Nyaman di Bakmi Kadin
- Tiba – ambil posisi antre: Pastikan pesanan jelas.
- Pantau ritme wajan: Menyenangkan lihat bumbu ditumis di atas arang; ini bagian dari pengalaman.
- Saat makanan datang: Cicip kuah dulu (untuk godhog) sebelum menambah sambal atau kecap—kenali “rasa asli” di awal.
- Akhiri dengan tenang: Setelah selesai, beri ruang untuk pengunjung berikutnya—perputaran meja di jam puncak cukup cepat.
- Angle foto: Ambil dari sisi wajan arang untuk menangkap asap tipis—cerita “proses” akan memperkuat narasi.
- Detail plating: Sorot kuning telur bebek dan irisan tomat/seledri yang memberi warna.
- Storytelling: Tekankan “malam—hangat—smoky”—tiga kata kunci ini mudah melekat di ingatan audiens.
Wajib. Tiga klue kunci: smoky, gurih, legenda. Bakmi Kadin mengemas pengalaman Bakmi Jawa yang jujur pada sumber rasanya: wajan arang dan telur bebek. Buat kamu yang mencari makan malam hangat setelah seharian keliling Yogyakarta, semangkuk di sini rasanya akan menutup hari dengan pas—tanpa gimmick, hanya rasa yang diolah sabar dan teliti.
Data Ringkas
- Jenis kuliner: Bakmi Jawa (godhog/goreng)
- Lokasi: Kotabaru, mudah dicapai dari pusat kota
- Andalan: Dimasak arang, opsi telur bebek
- Jam ramai: 19.00–22.00
- Parkir: Tepi jalan
- Sejak: ±1947
- Waktu tunggu: 15–30 menit
- Durasi di lokasi: 40–60 menit
- Best time: sebelum 19.00 atau setelah 21.00
