
Gereja Ayam di Desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kini menjadi salah satu destinasi wisata yang ramai pengunjung. Popularitasnya meningkat setelah menjadi lokasi syuting film Ada Apa Dengan Cinta? 2. Gereja unik ini memiliki desain arsitektur yang hampir menyerupai ayam, sebuah konsep yang muncul dari mimpi sang pendirinya, Daniel Alamsjah. Pembangunan Gereja Ayam dimulai pada tahun 1992, tetapi gagasan mendirikannya sudah muncul lebih awal, yakni pada tahun 1988.
Baca Juga : Pesona Bukit Rhema dengan Fasilitas dan Aktivitas Menarik
Pada tahun tersebut, Daniel mengalami mimpi berulang di mana ia diminta untuk membangun sebuah tempat ibadah di perbukitan yang belum pernah ia datangi. Dalam mimpi yang terus menghampirinya, ia melihat lokasi yang asing. Ketika mengunjungi area Borobudur di tahun yang sama, ia bertemu seorang pemuda lokal yang sedang mencari kayu bakar. Ia kemudian mengikutinya, dan tanpa diduga pemuda itu membawanya ke bukit di Dusun Gempong yang persis seperti yang ia lihat dalam mimpinya. Daniel kemudian berdoa semalaman di bukit tersebut, mencari petunjuk, dan akhirnya yakin untuk mendirikan rumah doa di sana.
Tempat di perbukitan itu ia namai Bukit Rhema, sebuah nama yang bermakna “firman yang hidup” bagi umat Kristiani. Ia pun memutuskan untuk membangun tempat ibadah tersebut dengan desain mirip burung merpati, simbol perdamaian dan roh kudus.
Proses pembangunan dimulai pada tahun 1992, namun terhenti pada 1996 karena dampak krisis moneter. Selama periode ini, Gereja Ayam sempat difungsikan sebagai tempat rehabilitasi bagi anak-anak penyandang disabilitas, korban ketergantungan narkoba, ODGJ, serta remaja yang menghadapi masalah. Pada tahun 2000, gereja tersebut harus ditutup karena adanya penolakan dari warga sekitar. Namun pada tahun 2014, Gereja Ayam kembali dibuka sebagai objek wisata.
Bangunan Gereja Ayam ini terdiri dari beberapa lantai, dan lantai keempat menjadi daya tarik tersendiri karena menawarkan panorama indah yang mencakup Puncak Suroloyo, Gunung Sindoro, hingga Candi Borobudur.
Keindahan yang lainnya di Kedai Bukit Rhema

Selain bangunan gedung utama, tempat ini juga menyediakan kedai dengan pemandangan yang spektakuler. Kedai ini memiliki konsep semi-outdoor yang memungkinkan pengunjung untuk merasakan kesejukan udara pegunungan sambil menikmati secangkir kopi hangat. Desain interiornya memadukan elemen-elemen kayu yang natural dengan dekorasi artistik yang menghadirkan kesan hangat dan nyaman. Dengan pilihan tempat duduk yang bervariasi, baik itu di dalam ruangan maupun di luar dengan pemandangan terbuka, Kedai Bukit Rhema cocok untuk berbagai keperluan mulai dari bersantai bersama teman, bekerja dengan laptop, atau bahkan menikmati waktu sendiri sambil membaca buku.
Selain menawarkan suasana yang menenangkan, Kedai Bukit Rhema juga memiliki beragam pilihan menu yang siap memanjakan lidah. Menu utama yang paling digemari tentunya adalah kopi. Bagi pecinta kopi, kamu bisa mencoba kopi lokal yang diracik dengan metode manual brew yang mempertahankan cita rasa asli kopi. Beberapa jenis kopi yang sering menjadi pilihan adalah kopi tubruk dan espresso yang kuat.
Selain kopi, kedai ini juga menyajikan berbagai minuman lainnya seperti teh, jus, dan minuman segar yang cocok untuk cuaca panas. Tidak hanya minuman, Kedai Bukit Rhema juga memiliki aneka makanan ringan dan camilan yang bisa menemani waktu nongkrongmu. Salah satu menu andalan adalah pisang goreng dan singkong goreng, yang sangat cocok dinikmati dengan secangkir kopi atau teh hangat. Bagi yang ingin makan berat, ada juga beberapa pilihan makanan tradisional seperti nasi goreng dan mie goreng yang bisa mengisi perutmu sebelum atau sesudah berkeliling candi.